JP Morgan Upgrade Pasar Saham Negara Berkembang, Ada Indonesia!

(FILES) In this file photo taken on May 15, 2012 people walk past the JP Morgan Chase  Building on Park Avenue in New York. - Major US banks reported mixed fourth-quarter results Friday as executives pointed to the rising odds of a

Laporan terbaru JP Morgan pada 19 Mei 2025 menaikkan peringkat saham di pasar berkembang atau emerging market, termasuknya ada Indonesia, Sebelumnya pada Maret lalu, JP Morgan telah menaikkan peringkat dari underweight ke netral, kemudian laporan terbaru menaikkan rating lagi dari netral menjadi overweight.

Ada lima alasan yang membuat pasar emerging market kini lebih dilirik investor ketimbang pasar negara maju. Berikut rinciannya :

Ketidakpastian perang dagang sedikit mereda

Meskipun risiko tarif masih ada, tetapi ketegangan sudah kian mereda setelah negosiasi yang berjalan bersahabat antara China dan Amerika Serikat (AS).

Sebelumnya tarif yang dikenakan mencapai 145%, kemudian sudah turun menjadi 30%. Ini memberikan gairah positif pada pasar dan setidaknya memberikan ruang untuk persiapan jika terjadi gejolak tarif lagi selama kurang lebih dua sampai tiga bulan.

Sebagaimana diketahui, meskipun tarif diberlakukan ke ratusan negara di dunia, tetapi kekuatan antara China dan AS tak bisa diragukan menjadi satu yang paling kuat dan punya efek domino ke berbagai negara atau mitra dagangnya.

Dolar AS Melemah

Alasan kedua dari indeks dolar AS (DXY) yang sudahmelandai. Jika ditarik sejak awal tahun sebenarnya the greenback sudah kehilangan kekuatannya hingga lebih dari 8%.

Pelemahan dolar ini belum sepenuhnya diapresiasi oleh sejumlah mata uang emerging market, oleh karena itu ini menjadi satu kesempatan dana kembali ke pasar negara berkembang.

Seperti hal nya rupiah dalam sebulan terakhir sudah menunjukkan tajinya terhadap dolar AS. Penguatan terjadi cukup cepat dan signifikan dari level Rp16.700-an/US$ berbalik ke level Rp16.200/US$

The Fed Potensi Melonggarkan Kebijakan Moneter

Berikutnya datang dari potensi the Fed yang membuka ruang untuk pelonggaran kebijakan moneter cepat atau lambat.

Meskipun saat ini ada risiko dari gejolak pasar obligasi yang membuat yield 10 tahun AS naik ke atas 4,5% pekan ini dan memicu inflasi masih panas, tetapi the Fed diam-diam mulai melakukan easing dengan membeli obligasi. Tercatat dalam empat hari terakhir, the Fed sudah membeli sekitar US$ 43,6 miliar.

Data-data ekonomi terbaru juga sebenarnya sudah semakin mendukung untuk the Fed melakukan pemangkasan suku bunga, seperti inflasi yang sudah lebih terkendali, ekonomi melambat, dan potensi kenaikan pengangguran akibat efisiensi pemerintah, tetapi the Fed sejauh ini masih menunjukkan sikap hawkish paling tidak menurut konsensus sampai dengan September tahun ini.

Pemulihan Ekonomi China.

Berikutnya, dari sang Naga Asia memberikan dukungan terhadap pasar emerging market secara keseluruhan.

China bisa dibilang merupakan tulang punggung Asia dengan peran-nya menjadi mitra dagang terbesar di beberapa negara, termasuk Indonesia.

Ekonomi China baru-baru ini mendapat kabar baik dari pemangkasan suku bunga pinjaman. Untuk tenor 1 tahun turun dari 3,1% menjadi 3%, sementara tenor 5 tahun turun dari 3,6% menjadi 3,5%.

Hal ini memberikan harapan pemulihan ekonomi, terutama China yang selama ini mengalami masalah krisis properti dan outflow modal.

Valuasi Masih Murah

Alasan terakhir, adalah valuasi yang murah. Menurut data JP Morgan P/E forward pasar emerging market masih di hargai 12,4 kali, lebih rendah dari pasar negara maju di 19,1 kali.

Mengingat dalam beberapa tahun terakhir, porsi terhadap saham emerging market secara bertahap di kurangi, dengan upgrade rating menjadi overweight ini akan memberikan dorongan pada big fund atau asset fund global untuk lebih banyak menaruh porsi dana mereka ke instrumen saham.

Semangat Lewat Sepak Bola, BRI Dukung Garuda Futsal League Series 3

Dok BRI

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) terus membuktikan komitmennya dalam mendukung pengembangan sepak bola di Indonesia. Terbaru, BRI ambil bagian menjadi sponsor ajang Garuda Futsal League Series 3 yang diselenggarakan pada 20-24 Mei 2025 di GOR UNY, Yogyakarta.

Garuda Futsal League (GFL) Series 3 merupakan lanjutan dari rangkaian kompetisi futsal yang telah menarik perhatian para pemain muda dari berbagai penjuru Tanah Air. Ajang ini menjadi wadah pembinaan bakat muda sekaligus menanamkan nilai sportivitas, kerja sama dan karakter positif.

Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengungkapkan bahwa BRI berkomitmen untuk terus mengambil peran membina generasi muda sejak dini, termasuk lewat jalur olahraga. Futsal, sebagai olahraga yang digemari anak-anak muda merupakan sarana efektif untuk membentuk karakter disiplin, kerja tim dan jiwa kompetitif yang sehat.

“BRI ikut ambil bagian mendukung terselenggaranya kompetisi ini yang tentunya merupakan semangat kolaborasi untuk membangun generasi muda yang tangguh, sehat dan penuh sportivitas,” ungkapnya.

Dia juga menegaskan, turnamen futsal yang digelar secara nasional ini menjadi salah satu panggung bergengsi bagi para talenta muda dalam mengembangkan potensi mereka di dunia sepak bola indoor.

“Dengan atmosfer kompetisi yang sportif dan profesional, kami berharap kompetisi ini dapat menciptakan lingkungan yang mendorong anak muda terus berkembang dan mengejar mimpi di bidang olahraga”, imbuhnya.

Sebagai rangkaian pra-acara, GFL akan mengadakan roadshow di Titik Nol Malioboro dengan tujuan mengajak anak muda di Yogyakarta untuk bisa berkompetisi di ajang ini. Roadshow ini juga mengajak masyarakat Yogyakarta ikut memeriahkan GFL Series III melalui berbagai aktivitas seru seperti mini games, tantangan futsal dan pembagian merchandise menarik.

GFL sendiri sudah berjalan di dua series sebelumnya. Series I telah dilaksanakan di Kota Surabaya pada Oktober 2024 yang melibatkan 24 tim sekolah SMA/SMK sederajat di 3 wilayah yaitu Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik. GFL Series 2 telah diselenggarakan pada bulan Januari 2025 di Kota Malang yang akan diikuti oleh 24 tim sekolah SMA/SMK sederajat dari Kota Malang, Kota Batu dan Kabupaten Malang.

“Dengan mendukung Garuda Futsal League, BRI tidak hanya memperkuat keberadaan di tengah dengan masyarakat, namun juga berperan aktif dalam mencetak generasi muda yang unggul, sehat, dan berdaya saing,” tambah Hendy.

Dukungan BRI terhadap olahraga sepak bola bukanlah hal baru. Sebelumnya, BRI juga telah menjadi sponsor utama BRI Liga 1 selama empat musim beruntun, kompetisi sepak bola profesional kasta tertinggi di Indonesia. Tak hanya itu, BRI turut mendukung pembinaan usia dini melalui sponsorship pada ajang Liga Kompas U-14 Powered by BRI, salah satu kompetisi sepak bola usia muda paling bergengsi di Indonesia, dengan melibatkan 16 Sekolah Sepak Bola (SSB) terbaik dari berbagai daerah yang bertanding selama 15 pekan terhitung sejak pertengahan Desember 2024 hingga Mei 2025. Partisipasi di Garuda Futsal League semakin melengkapi komitmen BRI dalam mendukung pengembangan sepak bola nasional dari hulu hingga hilir.

Sampai April 2025, Pemerintah Tarik Utang Baru Rp 304 Triliun!

Konferensi Pers APBN KITA bulan Mei 2025. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Pemerintah telah merealisasikan penarikan utang baru senilai Rp 304 triliun hingga akhir April untuk mendanai defisit APBN 2025.

Nominal penarikan utang dalam empat bulan awal tahun ini sudah setara 39,2% dari target yang senilai Rp 775,9 triliun.

“Artinya pembiayaan kita mencatat kinerja baik dan on track,” kata Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono saat Konferensi Pers Realisasi APBN per April 2025 di Kantor Pusat Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat (23/5/2025).

Thomas mengatakan, pemenuhan target pembiayaan ini berjalan on track atau sesuai rencana karena dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai langkah mitigasi risiko, misalnya prefunding, cash buffer yang memadai, dan active cash & debt management.

Selain itu, juga mempertimbangkan langkah mitigasi risiko lainnya, seperti pengadaan pembiayaan utang secara prudent, fleksibel, oportunistik, dan terukur, mencakup aspek timing, sizing, instrument, maupun currency mix.

Nominal pembiayaan utang itu lalu dikurangi dengan realisasi pembiayaan non utang yang digunakan sebagai instrumen pemerintah untuk berinvestasi. Hingga akhir April 2025 nilainya Rp 24,8 triliun, atau 15,% dari target APBN Rp 159,7 triliun.

“Sampai 15 Mei, pemerintah telah alokasikan pembiayaan investasi Rp 28,1 triliun yang difokuskan untuk dukung 2 sektor penting yaitu perumahan rakyat dan ketahanan pangan melalui Bulog,” tutur Thomas.

Dengan demikian, secara keseluruhan total pembiayaan anggaran hingga akhir April 2025 menjadi sebesar Rp 279,2 triliun atau 45,3% dari target Rp 616,2 triliun, yang senilai dengan nominal target defisit APBN 2025.

Jadwal Rilis HP Lipat Tiga Samsung Terungkap, Segini Harganya

Samsung Flex Inn&Out. (Dok. global.samsungdisplay)

Inovasi HP lipat kini sudah berkembang lebih jauh. HP tak cuma bisa dilipat dua, tetapi bisa dilipat tiga.

Tren HP lipat tiga pertama kali diperkenalkan oleh Huawei melalui Mate XT yang meluncur tahun lalu. Agaknya, Samsung juga tak mau ketinggalan untuk menghadirkan HP lipat tiga.

Marak beredar bocoran bahwa Samsung sedang mengembangkan HP lipat tiga. Dalam ajang CES 2025, divisi layar Samsung sudah memamerkan konsep prototipe layar lipat tiga.

Menurut bocoran terbaru, HP lipat tiga Samsung akan hadir dalam seri baru ‘Galaxy G Fold’ dan dijadwalkan rilis pada kuartal-III (Q3) 2025.

Seri Galaxy Z Fold/Flip 7 digadang-gadang akan meluncur pada Juli mendatang. Bisa jadi Galaxy G Fold pertama turut diperkenalkan dalam ajang tersebut, dikutip dari PhoneArena, Kamis (22/5/2025).

Kendati demikian, laporan menyebut ketersediaan unit HP Samsung lipat tiga kemungkinan akan terbatas. Disebutkan bahwa Korea Selatan dan China menjadi dua negara yang duluan kebagian perangkat tersebut.

Selain soal jadwal, sudah muncul pula beberapa prediksi harga untuk Galaxy G Fold. Rumor yang beredar menyebut harganya kemungkinan dipatok di kisaran US$3.000-3.500 (Rp 49-57 jutaan).

Sebagai perbandingan, Huawei Mate XT yang baru diluncurkan di Indonesia dibanderol dengan harga 53 juta.

HP lipat tiga memang masih relatif baru dan membutuhkan biaya mahal untuk produksinya. Hal tersebut membuat harga jualnya juga tak murah. Namun, HP lipat tiga menjanjikan fleksibilitas dan peningkatan produktivitas.

Belum banyak bocoran soal spesifikasi HP Samsung lipat tiga. Kendati demikian, bocoran menyebut HP ini hanya akan mendukung pengisian daya cepat 25W, jauh lebih kecil ketimbang dukungan 45W pada flagship Samsung Galaxy S25 Ultra.

Kemampuan fotografinya dikatakan akan mengandalkan konfigurasi tiga kamera (triple camera). Masing-masing beresolusi 200MP, 12MP, dan 10MP.

Berbagai bocoran ini belum bisa dipastikan kebenarannya 100%. Kita tunggu saja hingga HP Samsung lipat tiga pertama meluncur secara resmi!

Bahlil Janjikan ‘Pemanis’ Demi Dorong ‘Harta Karun’ Baru RI Ini

Menteri Energy dan Sumber Daya Mineral, ESDM, Bahlil Lahadalia di acara Peresmian Pembukaan Konvensi dan Pameran Tahunan ke-49 IPA, Tangerang, 21 Mei 2025.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia bakal memberikan stimulus berupa sweetener guna mendorong investasi di proyek penyimpanan karbon (carbon capture storage/CCS).

Bahlil mengatakan bahwa proyek CCS di Indonesia, sejatinya sudah dijalankan oleh perusahaan migas kakap global seperti BP dan ExxonMobil. Oleh karena itu, pihaknya pun siap memberikan dukungan dalam bentuk regulasi untuk menggenjot pemanfaatan CCS.

“Saya tawarkan kepada bapak ibu semua silahkan masuk cepat yang lebih cepat lebih baik kita kasih sedikit relaksasi sweetener. Tapi kalau sudah barang ini sudah booming baru masuk sweetener-nya tidak akan sebaik sekarang. Ini agak promosi sedikit,” kata Bahlil dalam acara Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition (IPA Convex) 2025, pada Rabu (21/5/2025).

Semula, Bahlil mengungkapkan bahwa Indonesia mempunyai potensi harta karun berupa penyimpanan karbon atau CCS yang cukup menjanjikan.

Menurut Bahlil bisnis proyek CCS mempunyai prospek yang cukup cerah di masa mendatang. Pasalnya, era transisi energi membuat teknologi CCS semakin dibutuhkan secara global.

Bahlil menilai bahwa secara global industri yang selama ini bergantung pada bahan bakar fosil atau proses industri yang menghasilkan emisi karbon, sangat memerlukan teknologi CCS untuk mengurangi emisi.

“Dunia sekarang selalu berpikir sekarang tentang membangun industri hilirisasi dengan pendekatan green energy dan Green industry, salah satu diantara untuk mewujudkan Green energinya dan Green industrinya adalah bagaimana menangkap carbon capture-nya seutuhnya,” katanya.

Hal ini tentunya menjadi peluang bagi Indonesia lantaran mempunyai potensi penyimpanan emisi karbon atau CO2 yang sangat besar. Bahkan menjadi yang terbesar di Asia Pasifik.

RI Diam-Diam Intip Strategi Malaysia & China Kalahkan Tarif Trump

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso saat ditemui usai menghadiri rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI di kompleks parlemen, Jakarta, Selasa (20/5/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Pemerintah Indonesia tak tinggal diam dalam menghadapi dampak kebijakan tarif tinggi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terhadap produk ekspor.

Di balik meja perundingan resmi dengan AS, Kementerian Perdagangan (Kemendag) ternyata menjalankan strategi diam-diam, yakni mengintip bagaimana negara-negara pesaing mengatur diplomasi dalam merespons tarif dagang Trump.

Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengungkapkan, Indonesia secara aktif mengamati dan membandingkan perlakuan tarif yang diterima oleh negara pesaing pada produk yang sama. Hal ini dilakukan untuk menjaga daya saing produk ekspor Indonesia di pasar Amerika.

“Kita melihat atau mengintip bagaimana negara-negara pesaing kita kira-kira diplomasinya seperti apa dan mereka mendapat tarif berapa,” kata Budi kepada wartawan usai menghadiri Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI di kompleks parlemen, Jakarta, Selasa (20/5/2025).

Dia menuturkan, setidaknya ada sepuluh produk ekspor utama Indonesia ke AS yang menjadi fokus. Produk-produk ini dinilai memiliki potensi besar dan harus dipertahankan agar tetap kompetitif.

“Proses negosiasi kita itu kan kita melakukan identifikasi produk apa yang kita ekspor ke sana. Kita kelompokkan 10 produk ekspor utama kita itu kan mempunyai pasar yang bagus di Amerika. Jadi harus kita pertahankan,” jelasnya.

Lebih lanjut, strategi tersebut dilakukan dengan cara memetakan produk ekspor Indonesia berdasarkan klasifikasi HS dua digit, lalu mencari tahu siapa saja pesaingnya dan tarif yang dikenakan terhadap mereka.

“Misalnya tadi saya sebutkan Electric Machinery and Equipment (mesin peralatan listrik). Itu kan pesaingnya China, kemudian Jerman, Malaysia. Nah itu kita diam-diam melakukan investigasi, sebenarnya negara-negara pesaing itu kena berapa persen. Jangan sampai dia dapatnya bagus, tarif kita lebih tinggi, kan kita nggak bisa bersaing juga,” ujar Budi.

Ia menegaskan, jika Indonesia dikenai tarif yang lebih tinggi dari negara pesaing, maka posisi tawar akan melemah. Strategi pun harus diubah agar tidak kehilangan pasar. “Ya paling tidak itu kalau sama masih aman lah. Tapi kalau dia lebih berkurang, ya kita mungkin punya strategi lain. Tapi strategi tarif, kita harus begitu. Ya biar kita tetap eksis pasar kita,” terang dia.

“Misalnya begini, Electric Machinery itu misalnya kan pesaing kita katakanlah Malaysia. Malaysia itu kan resiprokalnya lebih rendah dari kita. Kita 32%, dia 24%, kan kita kalah. Nah nanti setelah negosiasi, Malaysia mau dikasih berapa. Kita kalau bisa ya lebih kecil bea masuknya, biar kita bisa bersaing. Kan sama-sama produknya,” pungkasnya.

Produktivitas Petani Tebu Turun, Ternyata Ini Penyebabnya

Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara, Mahmudi menyampaikan paparan dalam Coffee Morning CNBC Indonesia di Jakarta, Jumat (16/5/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) atau Sugar Co, Subholding Komoditi Gula PTPN III (Persero) Holding Perkebunan mengungkapkan penyebab utama anjloknya produktivitas petani tebu di Indonesia. Salah satunya disebabkan oleh jarangnya kegiatan peremajaan tanaman tebu.

Direktur Utama SGN Mahmudi menjelaskan bahwa jarangnya kegiatan peremajaan disebabkan oleh sulitnya petani dalam mendapatkan akses Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kondisi tersebut lantas berdampak pada hasil produksi tebu.

“Harusnya setiap tahun itu melakukan pemugaran 25%. Ini peremajaannya, tapi karena dalam hal ini ada kesulitan di dalam mendapatkan KUR berupa pendanaan, sehingga otomatis tanaman tebu ini juga identitasnya semakin berkurang, artinya semakin turun,” kata dia dalam acara Coffee Morning CNBC Indonesia, dikutip Senin (19/5/2025).

Selain peremajaan, ia juga menilai persoalan varietas tebu yang digunakan oleh petani kurang bagus. Menurutnya varietas yang banyak digunakan saat ini tidak ideal untuk mencapai produktivitas optimal.

“Secara teknis varietas kita itu jomplang. Harusnya varietas itu dibagi 3 person, masing-masing 30%, 40%, tapi sekarang di awal 7,5% dan ini secara teknis sangat mudah untuk dirancang dan sangat mudah untuk dieksekusi,” ujarnya.

Oleh sebab itu, ia menilai bahwa perbaikan varietas merupakan hal yang sangat penting untuk segera dilakukan. Dimulai dari dukungan terutama dari sisi pendanaan.

“Akses pendanaan KUR ini tentunya harus dipermudah, supaya petani kemudian bergairah untuk melakukan bongkaran ke mereka,” ujarnya.

Menurut dia, apabila petani bergairah melakukan bongkaran dan peremajaan, ia pun optimistis produktivitas bisa pulih dalam waktu 2-3 tahun. Apalagi sejak 2023, pihaknya telah mampu menggenjot peningkatan produksi tebu dan gula sebesar 30%.

“Karena memang kita menyentuh permasalahan yang memang paling utama gitu ya, itu di komposisi tanaman sama varietas. Nah ini saya kira ruang yang cukup besar kalau kita bicara tentang feedstock,” kata dia.

Gen Z Minggir Dulu, Ini Alasan Gen X Jadi Generasi Paling Ngenes

Ilustrasi Generasi X. (Dok. Freepik)

Tak jarang terdengar Gen Z mengeluh tentang media sosial. Sementara para Milenial mengeluh mengenai membeli rumah dan generasi Baby Boomer mengeluh tentang pensiun.

Sementara generasi X yakni generasi yang lahir antara tahun 1965 dan 1980 sering kali diabaikan.

Mereka jarang dibahas di sosial media, berita, meme, atau buku, dan banyak Gen X bahkan tidak tahu mereka termasuk generasi mana.

Meskipun kurang mendapat perhatian, Gen X mungkin merupakan generasi yang paling berjuang dengan susah payah.

Melansir The Economist, sebuah survei global baru-baru ini menunjukkan bahwa generasi X adalah yang paling tidak bahagia. Hal ini mungkin disebabkan oleh usia mereka saat ini sekitar 50 tahun, saat kepuasan hidup biasanya menurun dan keadaan sulit yang mereka hadapi.

Generasi X terjebak dalam “putaran-U” kehidupan: bahagia saat muda dan tua, tetapi sengsara di usia paruh baya. Mereka sering kali harus mengurus anak-anak dan orang tua yang sudah lanjut usia, yang menambah beban keuangan dan waktu mereka.

Di Amerika, generasi X mengalokasikan 5% dari pengeluaran mereka untuk merawat orang di bawah usia 18 atau di atas 65 tahun, dibandingkan dengan hanya 2% untuk generasi baby boomer. Di Italia, persentase penduduk berusia 18 hingga 34 tahun yang tinggal bersama orang tua mereka telah meningkat dari 61% menjadi 68% selama dua dekade terakhir.

Generasi X, menghadapi situasi yang sulit. Penghasilan orang-orang biasanya meningkat cepat di usia 30-an dan 40-an, saat mereka memasuki peran manajerial. Sayangnya bagi Generasi X, saat mereka berada di rentang usia tersebut, pasar tenaga kerja sedang lemah, menyusul krisis keuangan global tahun 2007-2009.

Pada tahun 2011, pendapatan nominal rata-rata orang Inggris berusia 30-an hanya naik 1,1%. Pertumbuhan pendapatan di Italia, yang terpukul keras oleh krisis euro, juga sama buruknya. Dan di Kanada dari tahun 2011 hingga 2017, pendapatan rata-rata riil orang berusia 35 hingga 44 tahun tidak tumbuh sama sekali. Generasi X juga gagal mengumpulkan kekayaan. Selama tahun 1980-an, saat banyak boomer berusia 30-an, pasar saham global meningkat empat kali lipat.

Generasi milenial, yang kini berusia 30-an, sejauh ini menikmati keuntungan pasar yang kuat. Namun selama tahun 2000-an, ketika Generasi X berharap untuk meraup keuntungan, pasar sedikit turun. Periode itu merupakan dekade yang buruk bagi saham Amerika khususnya, yang terjadi setelah gelembung dotcom dan berakhir dengan krisis keuangan.

https://link.space/@ernitajitu
https://link.space/@sukses4d
https://janda138.onrender.com/
https://janda138.xyz/

Tak Cuma untuk Kopi, Harta Karun RI Ini Bisa Jadi Pengganti BBM Bensin

Pohon aren (Istimewa)

“Harta karun” ini ternyata bisa diolah menjadi sumber bahan bakar kendaraan ramah lingkungan dan menggantikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bensin.

“Harta karun” yang dimaksud di sini yaitu aren. Aren yang kini menjadi tren digunakan di industri kopi sebagai pemanis alami, dinilai lebih sehat dibandingkan gula pasir, ternyata juga memiliki peranan penting bagi industri energi.

Aren ternyata memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai bahan baku bioenergi, tepatnya bioetanol. Bioetanol merupakan sumber Bahan Bakar Nabati (BBN) yang bisa berperan mengurangi bahan bakar minyak fosil jenis bensin. 

CEO Pertamina New and Renewable Energy (PNRE) John Anis mengatakan, Indonesia memiliki lahan aren seluas 2 juta hektare (ha) yang bisa dikembangkan untuk menjadi bahan baku bioetanol.

“Jadi kami sudah bekerja sama dengan Kementerian Perhutanan, karena mereka bisa menyiapkan lahan, menurut mereka ada sekitar 2 juta hektare di seluruh Indonesia, tersebar ya. Itu yang potensi untuk aren ini,” ungkap dia dalam Coffee Morning CNBC Indonesia di Jakarta, Jumat (16/5/2025).

“Yang menarik adalah, dari data statistik yang diberikan oleh mereka, itu per hektare, per tahunnya, bioetanol yang bisa dihasilkan oleh aren ini, sekitar 4 sampai 5 kali lebih besar dari yang lainnya baik dari gula, dari jagung,” tambah John.

Menurut data Kementerian Pertanian, Indonesia memiliki luas areal tanaman aren yang tersebar di berbagai daerah, mencapai lebih dari 2 juta hektare, mencakup wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua.

Nira dari Tanaman Aren

Dilansir dari laman resmi pertanian.go.id, produk paling dikenal dari tanaman aren adalah gula aren, berasal dari nira yang disadap dari bunga jantan maupun bunga betina, meskipun tak banyak petani yang menyadap bunga betina.

Pada 2023, produksi gula aren nasional diperkirakan mencapai 350.000 ton per tahun, yang sebagian besar dihasilkan petani kecil. Selain gula, nira aren juga digunakan sebagai bahan baku untuk minuman tradisional seperti tuak, sirup, dan minuman kesehatan berbasis herbal.

Produk olahan dari aren membuka peluang lebih luas bagi komersialisasi tanaman ini, sekaligus meningkatkan manfaat ekonomi bagi petani dan masyarakat. Aren tidak hanya berperan dalam industri pangan, tetapi juga memiliki potensi besar sebagai sumber energi alternatif. Nira aren dapat melalui proses fermentasi untuk menghasilkan bioetanol, yang merupakan bentuk energi terbarukan.

Menurut penelitian dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), produktivitas bioetanol dari aren bisa mencapai 20.000 liter per hektare setiap tahunnya, menjadikannya jauh lebih efisien dibandingkan bahan baku lain seperti jagung atau singkong. Selain keunggulan produktivitas, bioetanol berbasis aren juga menghasilkan emisi karbon yang jauh lebih rendah dibandingkan bahan bakar fosil, sehingga lebih ramah lingkungan.

Lebih dari itu, pemanfaatan aren dalam industri bioenergi berpotensi mempercepat diversifikasi energi di Indonesia, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Langkah ini juga mendukung target pemerintah untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan hingga 23% dari total konsumsi energi nasional pada 2025.

Namun sangat disayangkan, jumlah produksi nira aren di Indonesia sangatlah sedikit.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi nira aren di Indonesia mencapai 17,33 ton pada 2022 dan menurun pada 2023 menjadi 1,1 ton saja. Penurunan produksi ini menjadi kabar buruk di tengah kebutuhannya yang meningkat.

Provinsi dengan produksi nira aren terbesar adalah Sumatera, Jawa dan Sulawesi, yang menyumbang persentase terbesar dari total produksi nasional. Keberhasilan dalam memproduksi nira aren di beberapa provinsi tersebut disebabkan oleh kondisi geografis dan iklim yang mendukung pertumbuhan pohon aren secara optimal.

Ada Sengketa dengan BUMN Nuklir, BRIN Beberkan Duduk Perkaranya

Logo BRIN. (Dok. BRIN)

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) membeberkan duduk perkara sengketa yang saat ini berlangsung dengan BUMN PT Industri Nuklir Indonesia (Inuki). Mulai dari penilaian kurangnya keamanan di fasilitas milik perusahaan hingga gagalnya hibah aset.

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menjelaskan bahwa sejak 2021 pihaknya telah bertemu dengan Menteri BUMN Erick Thohir untuk membahas pengelolaan fasilitas nuklir oleh PT Inuki di Serpong yang merupakan lahan milik BRIN.

Menurut dia, setidaknya ada tiga poin yang dibahas dalam pertemuan tersebut. Pertama, BRIN menyampaikan keprihatinannya atas ketidakmampuan PT Inuki dalam memenuhi standar keamanan sesuai ketentuan perundangan.

“Sehingga berpotensi membahayakan lingkungan dan keselamatan pekerja di kawasan, termasuk para periset BRIN,” ujarnya dalam RDP bersama Komisi XII DPR RI, Kamis (15/5/2025).

Kedua, BRIN mengusulkan agar dapat dilakukan pembenahan dan penetapan kepastian status pemanfaatan fasilitas. Ketiga, terdapat kendala dalam regulasi yang menyatakan bahwa BUMN tidak bisa menghibahkan aset ke pihak ketiga tanpa transaksi sedangkan BRIN tidak diperbolehkan membeli aset tersebut.

“Di sisi lain, pada saat itu kami telah meminta, kebetulan ini semua saya sendiri, jadi BRIN meminta BAPETEN, teman-teman waktu itu ada, agar dapat memastikan pemenuhan standar keamanan di lingkungan fasilitas ketenaganukliran yang dikelola oleh PT Inuki di Serpong,” ujarnya.

Selanjutnya, pada 2022 BRIN mengusulkan agar dibuat skema transaksi agar proses alih kelola dapat dijalankan dengan sah. Salah satunya yakni gedung milik PT Inuki diserahkan kepada BRIN sebagai bentuk transaksi, dan BRIN akan melakukan proses dekontaminasi dan pengolahan limbah.

Kemudian, BRIN pun mengirim surat kepada Kementerian BUMN dan menyatakan kesediaan menerima hibah. Namun dalam proses tersebut, BRIN ternyata menemukan sejumlah pelanggaran berat yang dilakukan oleh PT Inuki.

“Nah ini ada satu poin yang perlu saya klarifikasi juga, bahwa dalam proses penataan pasca BRIN di kawasan Science Techno Park Habibie, Serpong kami menemukan beberapa pelanggaran berat yang dilakukan oleh PT Inuki terkait pemanfaatan fasilitas,” katanya.

Temuan pertama yakni tunggakan biaya sewa atas lahan hingga beberapa tahun dan telah menjadi temuan BPK RI. Kemudian kedua, adanya pemanfaatan gedung yang tidak sesuai perjanjian dan izin yang diberikan, yaitu berupa pemakaian workshop untuk kegiatan non-nuklir oleh sub kontraktor atau pihak ketiga lain tanpa seizin BRIN.

“Termasuk di situ ada karyawan dari subkontraktor yang tidak teregister bisa keluar masuk kawasan yang sebenarnya notabene adalah objek vital nasional. Itulah sebenarnya mengapa pada tanggal 19 Agustus 2022 BRIN sempat melakukan penutupan atas akses aktivitas operasional PT Inuki di Serpong,” katanya.

Sebagaimana diketahui, Inuki sendiri telah dicabut izin operasional oleh BAPETEN sejak April 2023. Dengan demikian, perusahaan tidak bisa lagi melakukan aktivitas operasionalnya.

Tanggapan Inuki

PT Industri Nuklir Indonesia atau Inuki memberikan penjelasan terkait profil perusahaan dan pencabutan izin operasional oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) pada 2023.

Direktur Utama PT Inuki R. Herry menjelaskan bahwa Inuki sejatinya dibentuk oleh BATAN melalui PT Batan Teknologi (Batantek) berdasarkan PP No. 4 Tahun 1990, dan berubah menjadi Inuki pada 2014. Kemudian, pada Juni 2020 Inuki bergabung ke dalam Holding BUMN Farmasi di bawah PT Bio Farma (Persero).

Meski demikian, keterlibatan Inuki dalam Holding BUMN Farmasi hanya berlangsung selama tiga bulan yakni Juni hingga Agustus 2022. Setelah Agustus, Inuki berhenti berproduksi.

Herry membeberkan bahwa bisnis utama Inuki adalah menyediakan elemen bahan bakar nuklir dan memproduksi radioisotop untuk kebutuhan radiofarmaka. Namun masalah muncul ketika ada persoalan pada lahan pabrik milik Inuki dengan BRIN yang dulunya merupakan BATAN.

Menurut dia, lahan yang digunakan Inuki sejak Batantek sejatinya tidak pernah dialihkan secara kepemilikan. Hal ini mengakibatkan perusahaan harus membayar atas biaya sewa lahan hingga Rp 7,2 miliar untuk periode 2015-2021.

“Padahal waktu dengan Batantek itu tidak ada masalah. Ini kami harus bayar, sehingga kami Biofarma sebagai Induk Holding-nya melakukan pembayaran Rp 7,2 M ke BRIN,” kata Herry dalam RDP bersama Komisi XII DPR RI, Kamis (15/5/2025).

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa sejak Maret 2022 BRIN telah meminta agar aset Inuki dialihkan ke BRIN untuk dilakukan dekontaminasi. Permintaan ini kemudian direspons oleh Kementerian BUMN dengan mengizinkan proses pengalihan melalui mekanisme hibah.

“September 2022, Kementerian BUMN merestui mengizinkan untuk pengalihan aset sehingga kami melakukan proses,” katanya.

Herry memerinci total nilai aset yang dialihkan ke BRIN mencapai Rp 20,9 miliar. Mulai dari aset tetap hingga persediaan bahan nuklir senilai Rp 6,4 miliar.

“Sehingga total aset yang akan diserahkan ke BRIN adalah Rp 20,9 miliar, dengan nilai itu termasuk hibah yang dilakukan,” kata dia.

Namun BRIN kemudian mencabut permohonan pengalihan aset tersebut. Dengan demikian, hibah yang diterima tidak sebanding dengan biaya terima dekontaminasi dari BUMN.

“Padahal seperti dari awal, sudah ada statement dari Pak Kepala BRIN menyatakan bahwa itu akan ada biaya untuk ditanggung oleh BRIN termasuk wawancara dengan BPKP,” kata dia.