
EIGER Adventure kembali menggelar kompetisi tahunan panjat tebing Eiger Independence Sport Climbing Competition (EISCC) yang diikuti para atlet panjat tebing dari berbagai daerah untuk menyambut peringatan 80 tahun Kemerdekaan Indonesia.
Chief Operating Officer EIGER Adventure, Mario Pratama, mengatakan ajang ini telah menjadi tolok ukur prestasi para atlet, terutama generasi muda, di level nasional.
“Perhelatan EISCC ini selalu jadi tolak ukur, seberapa tinggi performa juga prestasi para atlet panjat khususnya atlet muda di ajang level nasional,” kata Mario dalam keterangan yang diterima di Bandung, Senin.
Mario menjelaskan EISCC pertama kali digelar pada 2001 dan hingga kini konsisten menjadi ruang pembinaan atlet panjat tebing Indonesia.
Adapun EISCC akan berlangsung pada 14–17 Agustus 2025 di Eiger Flagship Store, Jalan Sumatera, Kota Bandung, dengan mempertandingkan kategori lead dan speed di papan panjat berstandar internasional.
Lebih lanjut, Mario mengungkapkan sejarah panjang keterlibatan EIGER di dunia panjat tebing berawal dari keberhasilan dua pendaki Indonesia, Harry Suliztiarto dan Mamay S. Salim, mencapai puncak Gunung Eiger di Swiss pada 1986 melalui jalur ekstrem dengan cuaca di bawah titik beku.
“Keberhasilan itu menginspirasi lahirnya brand EIGER Tropical Adventure pada 1989,” kata dia.
Senior Advisor EIGER Adventure, Mamay S. Salim, yang juga legenda panjat tebing Indonesia, menyebut sejak awal EIGER ikut mendorong perkembangan olahraga panjat tebing modern di tanah air, mulai dari pendakian di Tebing Citatah hingga pembangunan dinding panjat berbahan blok resin pertama di Indonesia pada 2001.
“Sejak hari itu, EISCC menjadi ajang bergengsi yang mempertemukan atlet dari seluruh Indonesia. Setiap tahun, kompetisi ini menjadi tolak ukur perkembangan prestasi atlet muda hingga senior,” kata Mamay.
Ia menambahkan, EISCC tidak hanya melahirkan juara, tetapi juga membentuk mental juang dan mempersiapkan atlet untuk bersaing di panggung dunia.