
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Wamen ESDM) Yuliot Tanjung bersama tim ESDM berkunjung ke sejumlah perusahaan di China untuk menjajaki peluang kerja sama sektor teknologi hijau.
“Kemajuan China dalam mengubah limbah perkotaan menjadi sumber tenaga listrik yang andal sangat dapat diaplikasikan dengan kondisi di Indonesia,” kata Yuliot Tanjung dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA Beijing, Senin.
Yuliot, tim Kementerian ESDM, Kementerian Sekretariat Negara dan PT. PLN (Persero) melakukan kunjungan kerja ke Kota Shanghai dan Provinsi Zhejiang, China pada 21-24 Agustus 2025.
Yuliot antara lain bertemu dengan pimpinan “Green Technology Bank” (GTB) di Shanghai untuk membuka kerja sama manufaktur baterai dan pembangunan fasilitas “battery swapping” untuk alat berat di lokasi proyek konstruksi.
Selain itu, delegasi juga berkunjung ke fasilitas “Waste-to-Energy” (WtE) Shanghai Chengtou Laogang Base Management Co., Ltd. dan Jiaxing Jiayuan SUS Environment Co., Ltd. di Provinsi Zhejiang.
Dalam kunjungan tersebut delegasi menyaksikan langsung teknologi insinerasi dan gasifikasi untuk mengkonversi berbagai jenis sampah menjadi energi listrik.
Hal tersebut dinilai relevan untuk diterapkan di Indonesia, sebagai solusi energi terbarukan dan inovasi untuk mengelola sampah sekaligus menambah kapasitas energi bersih.
“Kami sangat terbuka untuk mengembangkan kemitraan khususnya melalui ‘joint venture’ dengan BUMN Indonesia. Teknologi dan investasi dari China juga selaras dengan kebutuhan Indonesia akan energi bersih yang ramah lingkungan bersih,” tambah Yuliot.
Delegasi kemudian juga berkunjung ke pusat penelitian dan pengembangan Contemporary Amperex Technology Co. Limited, atau CATL, produsen baterai ion litium untuk kendaraan listrik dan sistem penyimpanan energi di China.
Di sana Yuliot membicarakan peluang kerja sama pembangunan ekosistem kendaraan listrik, termasuk minat CATL untuk terlibat dalam pembangunan mobil nasional.
“Mobil listrik (electric vehicle atau EV) adalah masa depan transportasi yang efektif dan ramah lingkungan. Indonesia berpeluang menjadi pemain kunci dalam rantai pasok mobil listrik global karena memiliki sumber daya nikel yang melimpah sebagai fondasi yang kuat bagi pengembangan EV,” ungkap Yuliot.
Yuliot menjelaskan pemerintah menyambut mitra dari China yang berkomitmen untuk membawa teknologi terbaru serta keahlian untuk membangun industri EV yang komprehensif dan berkelanjutan di Indonesia.
Secara terpisah, Konsul Jenderal RI di Shanghai Berlianto Situngkir menjelaskan bahwa kunjungan tersebut menegaskan komitmen Indonesia untuk memperkuat kemitraan strategis dalam rangka mendukung pencapaian target “Net Zero Emission” pada 2060.
“Kunjungan Wamen ESDM ini juga menegaskan kembali komitmen kedua pihak untuk memperdalam kerja sama di berbagai bidang, dan wujud nyata 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-China yang bersahabat dan saling menguntungkan,” kata Berlianto.
Pertemuan dengan berbagai pengambil kebijakan, ungkap Berlianto, juga membuka jalan bagi kolaborasi dalam alih teknologi pada proyek energi terbarukan.