
Kementerian Ekonomi dan Kreatif (Kemen Ekraf) menilai pameran seni lukis monumental yang dihadirkan SBY Art Community bertajuk “Art for Peace and a Better Future” menjadi bukti bahwa sektor ekraf mampu menjadi mesin penggerak ekonomi nasional.
“Pameran ini menjadi salah satu lokomotif geliat bagaimana seni rupa melalui lukisan bisa memperlihatkan eksistensinya di tengah-tengah masyarakat. Hal ini pula menjadi bukti ekonomi kreatif sebagai the new engine of growth,” ujar Direktur Seni Rupa dan Seni Pertunjukan Kementerian Ekraf Dadam Mahdar dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Pameran menghadirkan seniman lukis sebanyak 21 orang, termasuk ada Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyoni dengan delapan lukisan ini bisa disaksikan selama satu bulan sampai akhir September.
Sorotan utama pameran adalah lukisan kolaboratif berukuran 2,5 x 7 meter, hasil kerja bersama SBY dan para pelukis komunitas. Karya ini terinspirasi dari lagu “Save Our World” ciptaan SBY, yang menyerukan penyelamatan bumi dan solidaritas global. Selain itu, delapan lukisan pribadi karya SBY juga dipamerkan, menghadirkan refleksi personal SBY mengenai perdamaian, kemanusiaan, dan cinta tanah air.
Sebanyak 31 karya lukis dipamerkan, mengusung tema perdamaian, keberlanjutan, dan harapan lintas generasi. Selain kolaborasi antara pemerintah dengan komunitas, pameran ini melibatkan kolaborasi empat institusi seni (FSRD ISI Yogyakarta, FSRD ISI Surakarta, FSRD ITB, dan FSRD IKJ) bersama empat pelukis profesional independen.
Kolaborasi tersebut menjadikan pameran ini ruang dialog visual yang memadukan nilai kemanusiaan dan ekologi.
Ketua Koordinator SBY Art Community, Ediwan Prabowo mengatakan bahwa pameran ini bukan hanya sekadar pertunjukan karya seni, melainkan bentuk kolaboratif nyata.
Kurator Pameran SBY Art Community Suwarno Wisetrotomo menyampaikan pameran ini menjadi ruang dialog visual yang menginspirasi publik untuk merenungkan isu-isu global melalui bahasa seni.
“SBY Art Community menghubungkan banyak seniman, dari empat institusi seni sampai pelukis independen. Komunitas ini ingin menunjukkan bahwa seni bisa menjadi ruang bersama, tempat kita belajar, merenung, dan terinspirasi. Karena pada akhirnya, seni bukan hanya untuk dilihat, tapi juga untuk dirasakan,” ujar Suwarno.
Pameran ini juga menghadirkan program Artist Talk, ruang dialog antara seniman dengan pengunjung untuk membahas proses kreatif, filosofi karya, serta peran seni dalam membangun masa depan yang lebih damai dan berkelanjutan.