Pekerja raksasa dirgantara Amerika Serikat (AS), Boeing, akan melakukan pemungutan suara pada Senin pekan depan mengenai tawaran kontrak kerja terbaru. Hal ini terjadi saat perusahaan itu menghadapi ancaman pemogokan massal.
Mengutip Reuters, Jumat (1/11/2024), tawaran terbaru ini mencakup kenaikan gaji sebesar 38% selama empat tahun, bonus penandatanganan yang lebih besar, dan dukungan luas dari perusahaan untuk program pendanaan pensiun.
“Kami mendorong semua karyawan kami untuk mempelajari lebih lanjut tentang penawaran yang ditingkatkan dan memberikan suara pada hari Senin, 4 November,” tutur perusahaan itu.
Diakhirinya pemogokan juga akan menguntungkan pemasok kedirgantaraan yang telah merumahkan pekerja dan menunda investasi modal baru, serta maskapai penerbangan yang menghadapi penundaan pengiriman pesawat yang berkepanjangan.
Tawaran terbaru ini muncul pada saat yang kritis bagi Boeing, yang minggu ini mengumumkan akan mengumpulkan hingga US$ 24,3 miliar (Rp 383 triliun)untuk menopang keuangannya yang terpukul karena pemogokan selama tujuh minggu oleh lebih dari 33.000 pekerja pabrik Pantai Barat AS.
“Dalam setiap negosiasi dan pemogokan, ada titik di mana kami telah mengambil semua yang kami bisa dalam tawar-menawar dan dengan menahan tenaga kerja kami. Kami berada di titik itu sekarang dan berisiko mendapatkan tawaran yang regresif atau lebih rendah di masa mendatang,” kata Asosiasi Pekerja Mesin dan Dirgantara Internasional (IAM).
Saham perusahaan pembuat pesawat itu naik 2,8% dalam perdagangan setelah jam kerja setelah penawaran diumumkan sebelumnya dalam laporan eksklusif oleh Reuters. Saham ditutup turun 3,2% pada hari Kamis.
Pembicaraan antara pekerja dan perusahaan sendiri diadakan minggu ini dengan bantuan Penjabat Menteri Tenaga Kerja AS Julie Su. Pemungutan suara serikat pekerja akan dilakukan sehari sebelum pemilihan presiden AS, yang merupakan persaingan ketat antara kader Partai Demokrat Kamala Harris, yang diperkirakan akan melanjutkan kebijakan pro-serikat pekerja pemerintahan Biden, dan kader Partai Republik Donald Trump.
Selain keberlanjutan operasional, kesepakatan yang disetujui akan menjadi dorongan bagi CEO Boeing yang baru, Kelly Ortberg, untuk “perubahan budaya mendasar” di perusahaan tersebut. Ortberg mengambil rancangan langkah ini setelah ledakan panel pintu di Boeing 737 pada bulan Januari, yang akhirnya menyoroti catatan keselamatan dan kualitas perusahaan itu.
Meski begitu, masih belum jelas apa akhirnya yang akan menjadi hasil pemungutan suara karyawan. Diketahui, mereka terus meminta kenaikan gaji hingga 40%.
Pekan lalu, sekitar 64% pekerja menolak tawaran kenaikan upah umum sebesar 35% selama empat tahun yang tidak disetujui oleh serikat pekerja.
Tawaran pertama Boeing berupa kenaikan upah sebesar 25%, yang disetujui oleh serikat pekerja, ditolak oleh hampir 95% pekerja pada bulan September.