
Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, Indonesia menjadi negara dengan kontribusi terbesar energi hijau terbesar di Asia Tenggara atau ASEAN. Tak tanggung-tanggung, angkanya mencapai sekitar 25% pada tahun 2030.
Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Imam Soejoedi menyatakan, bahwa ke depan tren investasi ke depan akan menjadi tantangan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 8%. Di mana, situasi ekonomi global menjadi tantangan, terdapat pemimpin-pemimpin dunia yang baru seperti Donald Trump yang mengeluarkan kebijakan.
Kementerian Investasi sendiri berkaca bahwa, Indonesia bisa menjadi jembatan dari investasi negara-negara seperti China dan Asia lainnya. “Khusus China, untuk investasi di Indonesia dan mengirimkan produknya ke AS dan Eropa,” terang Imam dalam ESG Sustainability Forum 2025, CNBC Indonesia, Jumat (31/1/2025).
Nah, meskipun perkembangan investasi Indonesia khususnya energi hijau belum terlalu baik, namun secara keseluruhan Indonesia akan berkontribusi sekitar 25% terhadap investasi di ASEAN.
“Atau mencapai kurang lebih US$ 1,56 miliar dari US$ 6,3 miliar. Peningkatan Indonesia dalam global daya saing sudah meningkat tapi belum optimal. Indonesia menduduki peringkat 27 dari 34 pada 2024,” ungkap Imam Soejodi.