10 Jurusan dengan Sarjana Pengangguran Paling Banyak

Sejumlah pencari kerja menghadiri pameran bursa kerja Jakarta Job Fair 2024 di Mal Tamini Square, Jakarta, Kamis (3/10/2024). Kegiatan Job Fair ini digelar oleh Suku Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Sudin Nakertransgi) Jakarta Timur yang diikuti oleh 37 perusahaan swasta dan tiga balai latihan kerja selama dua hari pada 2-3 Oktober 2024. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Memilih jurusan kuliah harus dilakukan secara matang. Sebab pada kenyataannya, setiap jurusan memiliki kesempatan yang berbeda-beda untuk masuk ke pasar tenaga kerja.

Sulitnya para lulusan perguruan tinggi baik vokasi, sarjana (S1), maupun pascasarjana disebabkan oleh sejumlah hal. Mulai dari keterbatasan lapangan kerja, tingginya persaingan, dan ketidakcocokan antara kualifikasi pendidikan kebutuhan yang ada.

Berikut ini adalah daftar sepuluh jurusan sarjana dengan tingkat pengangguran tertinggi yang mungkin dapat dijadikan rujukan sebelum Anda memilihnya.

Pengajaran Pendidikan Jasmani

Jurusan ini memiliki tingkat pengangguran tertinggi mencapai 56,4%. Jurusan yang fokus pada pengajaran dan ilmu olahraga, menghadapi keterbatasan lapangan kerja serta kebutuhan tenaga pengajar yang dinamis. Hal itu membuat banyak lulusannya kesulitan mendapatkan pekerjaan.

Layanan Manusia atau HR

Jurusan ini memiliki angka pengangguran yang tinggi, yaitu sebesar 55,6%. Meskipun HR memainkan peran krusial dalam perekrutan dan manajemen karyawan, banyak lulusan bersaing ketat dalam industri ini. Di samping itu, kebutuhan akan pengalaman khusus sering kali menjadi penghalang bagi lulusan baru.

Ilustrasi

Dengan tingkat pengangguran mencapai 54,7%, jurusan ini menjadi pilihan yang cukup berisiko. Bidang ini sangat kompetitif, dan tren digitalisasi serta outsourcing desain grafis membuat banyak lulusan sulit mendapatkan pekerjaan tetap.

Peradilan Pidana

Jurusan ini juga memiliki angka pengangguran yang cukup tinggi, yakni 53%. Bidang ini bertujuan mempersiapkan lulusan untuk bekerja dalam sistem peradilan, namun lapangan kerja cenderung stabil dan terbatas, sehingga menciptakan persaingan ketat.

Manajemen Proyek

Pengangguran di jurusan ini tercatat sebesar 52,8%. Walaupun keterampilan manajemen proyek dibutuhkan di banyak industri, perusahaan umumnya mencari tenaga kerja dengan pengalaman, sehingga lulusan baru kesulitan bersaing.

Produksi Radio, Televisi, dan film

Jurusan ini memiliki tingkat pengangguran sebesar 52,6%. Industri hiburan ini sangat dinamis dan sulit diprediksi, serta bergantung pada jaringan dan pengalaman, yang membuat lulusan kesulitan menemukan pekerjaan tetap.

Bidang Seni Studio

Program Bidang Seni Studio juga menghadapi tantangan besar, dengan tingkat pengangguran mencapai 52%. Jurusan ini meliputi seni visual, tetapi ketidakpastian pendapatan serta minimnya pekerjaan tetap membuat lulusan kesulitan mendapatkan pekerjaan yang stabil.

Administrasi Layanan Kesehatan

Dengan tingkat pengangguran 51,8%, jurusan ini menjadi pilihan lain dengan risiko pengangguran tinggi. Meski sektor kesehatan terus berkembang, lulusan di bidang administrasi kesehatan bersaing ketat dengan mereka yang memiliki latar belakang medis atau sertifikasi khusus.

Pendidikan

Jurusan selanjutnya yaitu pendidikan yang memiliki tingkat pengangguran 51,8%. Jurusan ini sangat bergantung pada kebijakan pemerintah dan, di beberapa daerah, kesempatan kerja untuk pengajar mengalami penurunan, sehingga lulusan harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan pekerjaan.

Pengembangan Manusia dan Keluarga

Terakhir, jurusan Pengembangan Manusia dan Keluarga dengan tingkat pengangguran 51,5%. Fokusnya pada perilaku manusia dalam konteks keluarga dan masyarakat, namun peluang kerja dalam bidang ini seringkali tidak sebanding dengan jumlah lulusan yang ada.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*