Di tengah perkembangan ekonomi digital dan penetrasi internet yang terus meningkat, belanja iklan di Indonesia menunjukkan lonjakan yang signifikan.
Berdasarkan laporan Nielsen semester I- 2024, sepuluh perusahaan dengan belanja iklan terbesar di Indonesia didominasi oleh sektor FMCG (Fast Moving Consumer Goods) dengan PT Unilever Indonesia, PT Mayora Indah, dan Nestle memimpin.
Namun peningkatan ini tidak hanya mencakup merek-merek global tetapi juga pemain lokal yang kuat. Dalam konteks global, tren serupa terlihat dengan pengeluaran iklan yang terus bertumbuh, terutama di negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Filipina, dan Thailand.
Di Indonesia, 10 perusahaan teratas mencatatkan belanja iklan yang sangat besar. Unilever, sebagai pemain utama dalam industri FMCG (Fast Moving Consumer Goods), menduduki peringkat pertama diikuti oleh nama-nama seperti Mayora, Garena, dan Nestle.
Nielsen tidak mengungkap berapa belanja iklan yang dikeluarkan Unilever dan lain-lain. Nielsen hanya menyebut belanja iklan di masing-masing kategori seperti dairy.
Kategori dairy, misalnya, menghabiskan US$ 930 juta atau sekitar Rp 14,7 triliun (US$1=Rp 15.760).
Dalam hitungan Nielsen, 10 kategori teratas yang menghabiskan belanja iklan terbesar US$ 5,22 miliar.
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan FMCG masih mendominasi pasar iklan, terutama pada kategori produk konsumen sehari-hari seperti minuman, makanan ringan, dan produk perawatan diri. Total belanja iklan dari sepuluh perusahaan ini mencapai trilliunan menggarisbawahi tingginya persaingan dalam industri ini.
Secara global, tren serupa terlihat di pasar Asia Tenggara lainnya, perusahaan FMCG seperti Unilever dan Procter & Gamble (P&G) mendominasi belanja iklan di berbagai negara. Misalnya, Unilever menduduki posisi teratas di Filipina dan Thailand. Sementara di Singapura, perusahaan teknologi dan perbankan justru memiliki porsi iklan digital yang lebih besar.
Indonesia berada di jalur yang sama dengan tren global, di mana belanja iklan terus tumbuh seiring dengan pemulihan ekonomi pasca pandemi dan meningkatnya kepercayaan pengiklan.
Menurut laporan Nielsen, 72% pemasar global memperkirakan anggaran iklan mereka akan meningkat pada tahun ini. Para pemasar melihat bahwa alokasi anggaran iklan yang tepat dapat menjadi investasi jangka panjang dalam membangun loyalitas dan awareness di kalangan konsumen.
Dengan tantangan yang semakin besar dalam menjangkau konsumen, tentu perusahaan harus lebih cerdas dalam memilih media dan strategi yang tepat. Analisis data belanja iklan menunjukkan bahwa meskipun digital semakin penting dan pertumbuhan platform digital terus meningkat, media tradisional seperti televisi masih menjadi kanal dominan untuk menjangkau audiens yang lebih luas di Indonesia. Kombinasi yang seimbang antara media tradisional dan digital akan memberikan dampak yang lebih efektif bagi perusahaan yang ingin mengoptimalkan anggaran iklan mereka di Indonesia.